*Hampir saja hilang!
Tulisan ini kudedikasikan untuk adik sepupuku yang saat itu masih duduk di bangku Kelas 3 SD.
“Wah, pagi yang indah!” hari ini
aku terbangun dengan perasaan bahagia di hatiku. Sebab, ini hari Minggu. Hari
yang selalu dinanti kedatangannya oleh semua anak-anak yang bersekolah. Begitu
juga denganku. Hari ini, aku memang berencana untuk pergi memancing dengan
Ayah. Menyenangkan bukan? Tentu saja. Sudah lama aku ingin pergi memancing. Dan
kemarin ayahku berjani untuk mengajakku memancing hari ini.
Kenalkan, namaku Rahmat. Umurku 9
tahun. Aku adalah murid kelas 3 yang bersekolah di salah satu sekolah dasar di
kota Serang, Banten. Sekolahku merupakan
salah satu sekolah paling maju di Desaku. Di sana aku diajari banyak hal oleh
guru-guruku. Mereka adalah sosok orang tua yang tak kalah baiknya dengan
ayahku. Ah iya, sudahkah aku memperkenalkan nama ayahku? Nama Ayahku adalah Mito.
Setiap hari, jam 3 pagi, beliau selalu berangkat ke sawah. Berbekal sekotak
nasi serta lauk-pauk buatan Ibuku dan sebuah cangkul, beliau mulai menggarap
sawah untuk mencari nafkah bagi keluargaku. Itulah ayahku, sosok ayah pekerja
keras.
Baiklah, kembali ke memancing. Jam
5 pagi, saat matahari masih enggan bangun dari tempat tidurnya, ayahku sudah
membangunkanku. Beliau pun segera menyiapkan peralatan pancing yang kami
butuhkan untuk memancing. Agar badanku segar dan terus semangat selama
beraktivitas di kolam pemancingan nanti, tentu saja sebelum berangkat aku tak
lupa untuk mandi dan menggosok gigi. Tujuannya sudah pasti agar badan serta
gigiku senantiasa sehat dan bersih.
Mandi dan gosok gigi adalah
kegiatan yang wajib dilakukan minimal 2 kali sehari. Untuk mandi yaitu di pagi
dan sore hari. Sedangkan gosok gigi di waktu bangun tidur pagi dan menjelang
tidur malam. Mengapa? Sebab, kata guruku, tubuh itu seperti sebuah mesin yang
juga butuh dirawat oleh pemiliknya. Bukan hanya digunakan tanpa perlu dipikirkan
kebersihannya. Karena, sakit itu berasal dari sesuatu yang tidak bersih. Jika
tubuh kita tidak bersih, maka kita akan gampang sakit. Akibatnya, tidak bisa
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Begitu juga dengan gigi. Wah, ini bagian paling
penting bagiku loh! Hehehe… Gigi adalah unsur terpenting dalam mencerna makanan
yang masuk ke mulut kita. Lewat gigi, kita bisa mengunyah tiap makanan yang
kita makan. Karena itu, gigi perlu disikat minimal 2 kali sehari. Supaya gigi
kita tetap sehat dan kuat. Sebab, jika tidak, maka sisa-sisa makanan yang
melekat di sela-sela gigi kita akan dimakan oleh kuman dan bakteri dalam gigi
yang berujung pada penggerogotan gigi kita oleh si kuman juga. Tuh kan, bisa
gawat kalu gigi kita rapuh dan keropos. Bisa-bisa, mau makan enak jadi susah.
Jadi, tidak ada salahnya kan menyempatkan diri untuk sejenak mengambil handuk
dan sikat gigi untuk mandi dan gosok gigi minimal sehari 2 kali? Tidak
merugikan, namun banyak untungnya.
Kembali
lagi ke memancing. Setelah mandi dan sikat gigi selama 15 menit, akupun segera
memakai pakaian rapi dan bersih yang sudah disiapkan oleh ibu. Ya, sebuah
celana pendek dan kaos santai serta topi kali ini menjadi kostumku untuk pergi
memancing. Setelah aku siap, langsung saja aku dan ayah segera bergegas menuju ruang
makan. Ibu selalu mewajibkan ku dan ayah untuk sarapan pagi terlebih dahulu
sebelum beraktivitas.
Pagi ini, ibu memasak makanan kesukaanku,
yaitu nasi goreng. Ibu memasak dalam jumlah banyak. Sebagian akan dijadikan
bekal makan siang kami saat memancing nanti. Kebetulan nih perutku sudah lapar.
Piring yang sudah ibu sediakan di meja pun segera ku isi penuh dengan
bersendok-sendok nasi goreng. Dan disaat aku sudah mau melahap sendok nasi
goreng pertamaku, tiba-tiba ibu menegurku.
Oh iya, ternyata aku belum mencuci tangan.
Wah, hampir saja aku lupa. Bisa gawat kalau aku makan tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu. Bisa-bisa jutaan kuman yang ada di tanganku menari-nari
bahagia karena bisa masuk ke perutku. Aduh, bisa sakit perut aku nanti.
Akhirnya, aku pun mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyuapkan nasi goreng
ke mulutku. Dan setelah itu aku memanjatkan doa makan bersama ayah dan ibu.
Ayah yang memimpin doa. Beliau mulai membaca “Allahumma
bariklana fii maa rozaqtana waqina adzabannar” dan diikuti oleh kata “Amin” oleh aku dan ibu.
Hem..enak!
aku pun makan dengan lahapnya. Begitu juga ayah. Sebab, kami harus mengumpulkan
tenaga untuk berperang melawan ikan-ikan nanti. Sudah lama aku ingin melakukan
hal ini. Pulang ke rumah dengan membawa ikan untuk dimasak oleh ibu. Pasti
rasanya akan lebih enak dari ikan-ikan biasanya. Tentu saja, karena ikan yang
akan ibu masak nanti adalah ikan hasil pancinganku dan ayah.
Setelah
selesai makan, aku kembali mencuci tangan dan tidak lupa berdoa. Doa sesudah
makan. Tapi, sekarang aku berdoa sendirian tanpa dipimpin oleh ayah. Sambil
memanjatkan “Alhamdulillah al-Ladzii Ath'amanii Haadzaa wa
Razaqaniihi min Ghairi Haulin minni walaa Quwwatin” aku menengadahkan kedua tanganku ke atas, tanda
bahwa aku sedang mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan padaku.
Hem,
kenyang juga rasanya perut ini. Setelah semua persiapan selesai, kini aku dan
ayah benar-benar siap untuk berangkat. Sambil menunggu ayah mengeluarkan motor dari dalam rumah, ibu memakaikan
sebuah helm ke kepalaku. Kata ibu, helm adalah barang yang wajib dipakai setiap
orang yeng mengendarai sepeda motor maupun sepeda biasa. Sebab, helm dibuat
memang untuk melindungi kepala kita dari benturan keras jika memang terjadi
kecelakaan ketika berkendara. Namun, tentu saja aku ingin sampai tujuan dengan
selamat bersama ayahku. Dan karena aku adalah seorang muslim, maka aku
memanjatkan doa keluar rumah yang bunyinya seperti ini:
بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
(Allahumma innii a’uudzubika an adlilla au
udlalla, au azilla au uzalla, au azhlima au uzhlama, au ajhala au yujhala
‘alayya)
Artinya,
“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Tidak
ada daya dan kekuatan selain dari Allah.”
Setelah ayah selesai mengeluarkan motor dan aku
selesai berdoa serta memakai helm, kami berdua pun langsung tancap gas menuju
lokasi pemancingan. Sebelum berangkat, tak lupa aku dan ayah pamitan pada ibu
dan mengucapkan salam.
Motor
terus melaju mulus. Tidak kencang, namun tidak pula terlalu pelan. Ayah memang
tidak suka membalap. Apalagi ayah bukan pembalap. Kata ayah, biar pelan asal selamat. Jadi,
kami pun berkendara santai sambil sesekali menghirup dalam–dalam udara pagi.
Kota tempatku tiggal masih tergolong
hijau. Apalagi desaku. Di pagi hari saja, aku masih bisa mendengar kicauan
burung yang bertengger di pohon. Nikmat bukan? Karena itulah aku sangat
mencintai desaku yang asri itu. Wah, tak terasa setelah menempuh perjalanan
selama kurang lebih 20 menit, kami tiba juga di kolam pemancingan. Sungguh,
hatiku berdebar-debar saking senangnya!
Ayah
segera memarkirkan motor di tempat parkir yang sudah disediakan. Lalu, kamipun
menuju loket pembayaran. Di sini aturannya mudah. Cukup membayar 10 ribu
rupiah, kami bisa memancing sepuasnya. Dan batas jumlah hasil pancingan yag
boleh dibawa pulang maksimal satu kilogram. Jika lebih dari itu, maka kami
harus membayar lebih. Dan untuk harga, tiap jenis ikan memiliki harga yang
berbeda-beda.
Tak menyia-nyiakan waktu lama,
kamipun segera mencari tempat yang nyaman. Ayah memilih untuk mengajakku duduk
di bawah sebuah pohon yang terletak di dekat salah satu sudut kolam. Ya, kolam
pemancingan ini berbentuk persegi panjang. Luasnya kira-kira ¼ dari luas
lapangan sepakbola. Sangat luas kan? Dan lebih menariknya lagi, ada sangat
banyak ikan di dalamnya. Baiklah, saatnya menguji peruntungan!
Satu
jam berlalu, rasa-rsanya aku mulai bosan. Dari tadi belum ada satu pun ikan
yang kudapat. Ayah sendiri tampaknya mulai mengantuk. Kasian beliau, mungkin
kelelahan gara-gara semalaman harus menjaga pos kamling dan berkeliling desa
bersama beberapa warga hingga subuh menjelang.
Di desa kami, sudah 2 minggu
belakangan dilakukan pengamanan ketat seperi ini. Sebab, 2 minggu yang lalu, di
desa sebelah ada yang kehilangan motor. Jadi warga desaku ikut-ikutan waspada
dengan menjalankan program ini. Wah, tega sekali ya si pencuri itu. Padahal
sudah jelas-jelas mencuri itu perbuatan yang sangat tidak baik. Tidak terbayang
bagaimana dosanya. Yang pasti, aku tidak mau seperti itu. Amit-amit deh..!
Tapi, itulah hebatnya ayahku.
Meskipun lelah, beliau tetap menepati janjinya untuk mengajakku memancing.
Sebab, kata beliau, janji itu seperti hutang yang wajib hukumnya untuk dibayar.
Jika tidak, maka yang mengingkarinya tersebut akan berdosa. Dan sekarang
lihatlah ayah, sudah tertidur pulas di sebelahku. Untung kami tadi membawa
tikar. Dan untungnya juga aku membawa beberapa buku cerita supaya tidak bosan.
Sambil
menunggu salah satu ikan di kolam menyabet pancinganku, aku asyik membenamkan
diri membaca salah satu buku cerita yang aku bawa. Buku ini seperti sebuah buku
pelajaran biologi yang dikemas dalam bahasa yang mudah. Jadi aku bisa mencerna
isinya dengan mudah pula. Dan sekarang aku sampai pada bab anatomi manusia.
Anatomi adalah sebutan untuk ilmu yang
mempelajari tentang tubuh manusia. Wow, keren sekali! Aku baru tahu kalau
ternyata tubuh manusia itu cukup rumit. Ternyata tiap organ yang ada di tubuh
manusia itu diciptakan untuk memenuhi fungsinya sendiri. Seperti yang tertulis
berikut ini:
1. Kepala dan Leher
Organ tubuh yang satu ini
letaknya berada di atas cerukan dada. Di bagian kepala sendiri terdapat suatu
bagian lain yang bernama wajah. Dan wajah sendiri memiliki beberapa teman yang
bernama mata (ada dua), hidung, mulut, dan alis (ada dua). Fungsinya pun
berbeda-beda. Mata untuk melihat, hidung untuk bernafas dan mencium bau-bauan,
mulut untuk makan dan bicara, serta alis untuk menahan
keringat dan hujan yang mengenai dahi kemudian ke mata.
Selain itu, di kiri dan kanan kepala terdapat sepasang telinga yang menempel.
Fungsinya, tentu saja untuk mendengar. Di bagian atas kepala sendiri tumbuh
bulu-bulu yang biasa kita sebut dengan rambut. Fungsi utama rambut sebenarnya
adalah melindungi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Namun dari segi penampilan, rambut dianggap
sebagai mahkota. Semakin bagus rambut seseorang, biasanya akan dianggap lebih
menarik penampilannya. Yang berikutnya yaitu leher. Leher berada di bawah
kepala. Sekilas, tampak seperti sebuah penopang bagi kepala dan memiliki banyak
fungsi. Namun fungsi yang utama yaitu memang untuk menopang kepala manusia.
2. Tangan
Tangan pada manusia normalnya terdiri dari tangan kiri dan kanan. Tangan
memiliki banyak fungsi. Menulis, memukul bola, makan, menarik layang-layang,
yang pasti sulit bagi manusia untuk hidup tanpa tangan. Tangan sendiri dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu lengan, siku, pergelangan tangan, telapak
tangan, dan jari tangan. Siku adalah
penghubung lengan atas dan lengan bawah. Sedangkan pergelangan tangan adalah
penghubung lengan bawah dan telapak tangan. Dan untuk memegang suatu benda,
tangan kita menggunakan telapak tangan serta jari tangan.
3. Badan
Bagian ini terdiri dari bahu, dada, buah dada, tulang rusuk, pusar,
perut, pinggul, organ seks, penis (laki-laki) dan vagina (perempuan). Bagian belakang terdiri dari tulang belakang dan pantat. Bahu
terletak di kiri dan kanan antara dada dan leher. Dalam keseharian kita, bahu
berfungsi untuk memanggul barang-barang. Mulai dari tas, karung beras, hingga
cangkul para petani. Kemudian ada organ bernama dada. Di sinilah letak menempelnya
buah dada laki-laki dan perempuan. Bagi perempuan, buah dada memiliki banyak
fungsi. Salah satunya yaitu untuk menyusui anak. Selanjutnya yaitu tulang
rusuk. Setiap manusia memiliki 12 pasang tulang rusuk. Dan fungsi utamanya
adalah untuk melindungi dada. Lalu ada yang bernama pusar. Pusar adalah suatu tanda lubang tertutup di atas perut, yang dibuat oleh sengaja ketika tali
pusar dilepas dan dipotong dari perut bayi yang baru lahir agar terlepas dari plasenta ibunya. Ketika kita masih berada dalam
kandungan, semua nutrisi yang diterima untuk pertumbuhan janin itu diterima
lewat tali pusar yang masih menyambung dengan perut kita. Namun setelah kita lahir,
pusar sudah tidak berguna lagi. Oleh karena itu, ketika lahir, tali pusar
dipotong dari perut bayi. Dari pusar, kita menuju perut. Yaitu tempat
menempelnya pusar. Perut sendiri merupakan organ berongga seperti kantung yang berdinding
tebal dan berotot. Dan di dalam
perut terdapat beberapa saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan. Menuju
ke bagian belakang tubuh kita, terdapat tulang belakang dan pantat di sana.
tulang belakang berfungsi di samping sebagai penyangga, juga memberikan
perlindungan dan merupakan sendi gerak yang memungkinkan tulang belakang
bergerak. Selanjutnya yaitu pantat. Pantat adalah tempat yang paling bau
dari tubuh kita. Tapi walaupun bau
fungsinya sangat vital bagi kita.Yiatu sebagai tempat pembuangan kotoran
dan gas yang berasal dari dalam tubuh kita.
4. Kaki
Kaki adalah sepasang organ yang ada pada tubuh kita yang selalu kita
gunakan untuk berjalan. Dan kaki sendiri juga memiliki beberapa bagian.
Diantaranya yaitu paha, lutut, betis, tulang kering, pergelangan kaki, telapak
kaki, tumit, dan jari kaki. Paha adalah bagian tubuh yang menghubungkan pinggul
dan lutut. Di dalam paha terdapat bagian yang bernama tulang paha. Tulang paha
merupakan bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia. Dari
paha, kita turun ke betis. Betis merupakan salah satu
bagian penghubung, antara paha dan telapak kaki, juga berfungsi sebagai
penunjang kaki. Meskipun terlihat tidak begitu penting, namun fungsi betis
sangat penting. Telapak kaki kita tidak akan berfungsi
dengan baik, jika tidak ada betis sebagai penunjangnya.
Begitu juga dengan lutut. Lutut memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan
betis. Kemudian ada telapak kaki. Telapak kaki adalah bagian bawah kaki manusia.
Fungsinya yaitu sebagai penopang kaki. Dan yang terakhir adalah jari kaki.
Salah satu fungsinya adalah untuk menopang kaki di saat pertama kali menginjak
tanah.
Ketika aku lagi asyik membaca dan
sampai pada bagian kaki, tiba-tiba pancing di depanku bergerak-gerak. Seketika
itu juga kuletakkan buku bacaanku dan kubangunkan ayah yang sedang tidur.
“Yah, bangun yah. Ikannya makan cacingnya
yah.”
Kugoyang-goyangkan tubuh ayah ke kiri dan ke kanan. Dan dengan berat
hati serta setengah tersadar ayah pun bangun. Sambil menggerutu tidak jelas
tentang kemungkinan ikan yang sedang memakan umpan cacing kami, aku pun menarik
ayah lebih dekat ke kolam.
Hap! Ayah pun segera menarik
pancing yang bergerak-gerak itu. Hore! Kami mendapat seekor ikan lele yang
ukurannya kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa. Senang bukan main
hatiku rasanya.setelah berjam-jam, akhirnya ada juga ikan yang mau memakan
umpan kami.
Sembari ayah melepas si lele dari kail dan memasukkannya ke dalam ember
ukuran sedang yang berisi air, aku pun bergegas mengambil cacing lain yang
memang sudah kami persiapkan dan kami bawa dari rumah. Kali ini, aku ingin
berperan serta dalam mengaitkan si cacing ke kail. Setelah dicontohkan oleh
ayah bagaimana caranya, aku pun melakukannya dengan cara yang sama.
Kulemparkan senar pancingku kembali ke dalam kolam. Sekarang, saatnya
menunggu kembali. Akupun sudah siap kembali ke buku bacaanku dan mengenal
anatomi tubuh lebih jauh. Namun tiba-tiba ayah memanggilku. Aha, waktunya makan
siang rupanya.
Aku pun berlari-lari kecil menuju
tempat ayah menggelar makan siang kami. Tidak jauh dari tikar tempat kami
memancing tadi, ayah menyiapkan makan siang di sebuah gazebo. Dalam hati aku
berteriak, “Nasi goreng, aku datang!” Dan ketika mau mengambil nasi, ayah
langsung merebut piringku.
Aku pun bingung. Ternyata, aku
belum mencuci tangan. Ih, jorok sekali. Apalagi tadi aku habis memegang cacing.
Wow, bisa dibayangkan kan berapa banyak kuman yang ada di tanganku. Kalau sudah
begini, jadi teringat pesan Pak Sugeng, guru olahragaku.
Beliau berkata bahwa cuci tangan
itu ada aturannya sendiri lo. Pertama, basahi tangan kita sampai bersih dan
rata dengan air bersih yang mengalir. Ke dua, beri sabun sampai berbusa
secukupnya dengan sabung batang atau cair yang dapat membunuh kuman. Ke tiga,
usap-usap kedua telapak tangan sampai rata.
Ke empat, usap kedua bagian
punggung tangan sampai merata. Ke lima, bersihkan jari dan kuku sampai bersih.
Ke enam, bilas dengan air bersih yang mengalir sampai busa sabun tidak ada yang
tersisa. Ke tujuh, lap tangan kita dengan lap tangan atau tisu (sekali pakai)
yang bersih sampai kering. Dan yang terakhir, gunakan siku kita untuk menutup
kran air atau bisa juga menggunakan lap atau tisu tadi untuk menutupnya.
Hem, kalau didaftar memang tampak cukup rumit. Namun, karena aku tidak
mau sakit, maka aku akan malakukannya. Sebab, tangan yang kotor jika digunakan
untuk makan dapat menyebabkan diare.
Apalagi aku pernah membaca bahwa Veronique Taveau, juru bicara UNICEF
(organisasi anak dunia) menyatakan bahwa lebih dari 5.000
anak-anak di dunia tiap hari meninggal karena diare. Sedangkan sebagian dari
anak-anak itu bisa diselamatkan nyawanya dengan cuci tangan memakai sabun tiap
kali akan makan atau setelah dari toilet.
Karena aku tidak akan pernah mau
menjadi salah satu dari anak-anak penderita diare itu, maka aku segera bergegas
menuju toilet umum di dekat gazebo. Dan aku berterima kasih pada ibuku.
Mengapa? Karena selain membawakan aku dan ayah bekal nasi goreng, beliau juga
membawakan kami sabun dan tisu untuk cuci tangan.
Aku pun dan ayah lagi-lagi
menyantap masakan ibu dengan lahap. Lebih lahap dari tadi pagi ketika kami
sarapan. Wajar lah, sebab kami baru saja merampungkan eberapa aktivitas. Rasa
nasi gorengnya masi tetap enak meskipun sudah dingin. Ibu memang jago masak.
Dan aku yakin, tiap masakan yang seorang ibu buat di dunia ini untuk
keluarganya pasti memiliki rasa enaknya sendiri. Mengapa? Karena masakan yang
dibuat seorang ibu sudah pasti pula dibuat dengan hati.
Setelah makan, aku tak lupa meminum
air putih. Itu salah satu bagian dari bekalku dan ayah. Aku sangat suka minum
air putih lo. Sebab, air putih sangat baik untuk kesehatan dan merupakan obat
pencegah bermacam-macam penyakit. Tiap hari aku membiasakan diri paling tidak
meminum dua liter air putih. Sebab, dari buku yang aku baca, itu takaran yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita akan air putih.
Berbeda dengan kebanyakan anak-anak
di luar sana, aku bukan penggemar minuman bersoda. Apalagi minuman-minuman
instan berbahan pengawet. Jarang aku meminumnya. Sebab, di dalamnya terkandung
zat-zat yang dapat merusak tubuh jika diminum berlebihan. Apalagi soda. Jika
dikonsumsi terlalu sering, dapat menyebabkan pengeroposan pada tulang kita.
Oleh karena aku ingin tetap sehat hingga kakek-kakek nanti, maka dari sekarang aku mengontrol pola hidup dan
makananku.
Makan telah usai. Perut pun sudah kenyang. Sekarang waktunya
kembali memancing. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dan cuaca pun sudah
sangat panas. Untung kami membawa payung. Jadi setidaknya matahari tidak akan
langsung menyengat menyentuh kulit kami. Ayah juga sudah tidak tidur lagi.
Nampaknya lelah di tubuhnya telah usai.
Memancinglah kami berdua. Berharap supaya kali ini peruntungan kami
lebih bagus. Sebab, hingga saat ini baru satu ikan lele yang kami dapat.
Di tengah-tengah penantian akan harapan ada ikan yang mau
memakan umpan kami, ayah sesekali bercerita tentang masa mudanya. Ternyata
ketika masih remaja, ayah adalah seseorang yang gampang terbawa arus pergaulan.
Pernah suatu kali ketika sedang bermain sepak bola dengan kawan-kawannya, ada
salah seorang kawannya yang menawarinya sebatang rokok. Awalnya ayah menolak.
Namun lama-kelamaan rasa penasaran di dalam diri ayah akan rasa rokok semakin
memuncak. Runtulah mental pertahanan ayah. Ayah remaja pun mulai menjadi
seorang perokok.
Kini, dampak negatif dari merokok mulai ayah rasakan. Tidak
jarang ayah batuk-batuk tidak karuan setiap hari. Dan kurang lebih sebulan yang
lalu ayah harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Penyebabnya tidak lain dan
tidak bukan adalah karena kandungan nikotin yang ada dalam rokok yang kemudian
merusak paru-paru ayah.
Karena itu, kini ayah berulang kali memperingatkanku untuk
jangan pernah sekalipun mencoba menghisap rokok. Sebab dampaknya bagi kesehatan
sangat tidak baik, juga hanya membuang-buang uang saja. Selain itu, ayah juga
berkata bahwa benda lain yang harus aku musuhi adalah minuman keras atau yang
biasa disebut dengan minuman beralkohol. Meminum minuman alkohol secara
berlebihan dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO).
GMO yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan
berperilaku. Manusia yang mengalami GMO ini biasanya akan mengalami perubahan
perilaku. Seperti misalnya, jadi suka berkelahi atau melakukan tindak kekerasan
lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan
terganggu pekerjaannya.
Perubahan fisiologis juga dialami oleh para pengonsumsi
minuman keras secara berlebihan ini. Perubahan fisiologis itu diantaranya
seperti cara berjalannya tidak mantap atau sempoyongan, muka merah, serta mata
juling. Dan secara psikologis, perubahan yang terjadi pada para peminum yaitu seperti
menjadi mudah tersinggung, bicara ngawur, dan susah untuk konsentrasi pada
suatu pekerjaan.
Bagi mereka yang yang sudah terlanjur ketagihan biasanya
mengalami suatu gejala yang disebut dengan sindrom putus alkohol yaitu rasa
takut diberhentikan dari meminum alkohol. Mereka akan sering gemetar, dan
jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi. Mengerikan bukan?
Karena itu ayah menasihatiku untuk jangan pernah menyentuh minuman beralkohol.
Sebab, secara disadari atau tidak, minuman beralkohol perlahan tapi pasti dapat
merusak masa depan kita. Padahal, kita
semua, anak Indonesia adalah penerus bangsa ini. Jika para penerusnya saja
rusak, bagaimana dengan nasib negara ini nantinya? Pasti akan semakin kacau.
Wah, sudah sore ternyata. Tak terasa memancing sambil
mendengarkan nasihat dari ayah cukup menyita waktu juga. Dan percaya atau
tidak, di akhir memancing kami, sudah enam ikan lele yang terkumpul. Ukurannya
besar-besar lo. Ibu pasti senang dengan hasil pancingan kami ini. Waktu sudah
menunjukkan pukul 5 menjelang petang. Sudah saatnya kami pulang. Ayah pun mulai
membereskan alat-alat memancing yang tadi kami gunakan. Dan aku pun membantunya
dengan membereskan barang-barang bawaanku seperi buku-buku cerita dan payung.
Usai berbenah, aku dan ayah langsung pulang dengan
menunggangi motor yang tadi kami gunakan untuk berangkat. Suasana sore hari
nampaknya tidak jauh berbeda dengan pagi hari. Matahari tidak lagi memancarkan
terangnya, dan seperti telah dikomando, burung-burung tampak berkelompok di
langit dan bersama-sama terbang pulang ke rumahnya.
Inilah alam. Ketika
kita bisa bersahabat baik dengannya dan terus menjaga serta merawat
keberadaannya, ia pun akan menyediakan kehidupan dan kekayaan yang berlimpah
bagi umat manusia. Hidup menjadi damai, tentram, dan nyaman asalkan manusia
bisa menyadari betapa alam harus dicintai selayaknya kita mencintai diri kita
sendiri. Dan sambil memandang langit aku pun bisa melihat senyum ibu terukir
indah di sana. Puas dengan hasil pancingan yang kubawa hari ini. Sungguh, hari
ini adalah hari yang sangat indah bagiku.[]